LESSON STUDY : DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
Apa
yang dimaksud dengan perangkat pembelajaran dalam lesson study ?
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan
pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan
pada tahap tindakan (do) dalam kegiatan lesson study.
Apa
tujuan penyusunan perangkat pembelajaran ? Lesson study adalah kegiatan
yang direncanakan, dilakukan dan dinilai bersama oleh kelompok lesson
study. Keberhasilan dan kegagalan kegiatan adalah tanggung jawab bersama
semua anggota kelompok. Oleh karena itu tujuan penyusunan perangkat
pembelajaran adalah agar segala sesuatu yang telah direncanakan bersama
dapat tercapai.
Bagaimana
menyusun perangkat pembelajaran dalam lesson study ? Pembelajaran
merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi siwa , baik potensi
akademik, potensi kepribadian dan potensi sosial ke arah yang lebih baik
menuju kedewasaan. Dalam proses ini diperlukan perangkat pembelajaran
yang disusun dan dipilih sesuai dengan kompetensi yang akan di
kembangkan.
Apakah
perangkat pembelajaran lesson study berbeda dengan perangkat
pembelajaran biasa? Pada dasarnya perangkat pembelajaran lesson study
tidak berbeda dengan perangkat pembelajaran yang biasa disiapkan oleh
masing-masing guru di sekolah. Namun karena pembelajaran dalam program
lesson study dirancang untuk keperluan peningkatan pembelajaran yang
inovatif dan melibatkan kelompok guru serta dimungkinkan untuk dijadikan
sebagai ajang penelitian tindakan kelas, maka dalam perencanaannya
perangkat pembelajaran harus disusun bersama (kelompok guru), secara
seksama, sistematis dan terukur.
Dasar pemikiran Penyusunan perangkat Pembelajaran dalam lesson study.
1. Kompetensi dasar yang akan di kembangkan .
Dalam
kurikulum KTSP guru dituntut untuk mempunyai kreativitas lebih dalam
merancang pembelajaran, agar kompetensi dasar yang telah di tetapkan
dapat tercapai. Ada tiga aspek dalam kompetensi dasar untuk siswa SMP
yang
harus
dicapai, yaitu kompetensi akademik meliputi penguasaan konsep dan
metode keilmuan, kompetensi pribadi yang menyangkut perkembangan etika
dan moral, serta kompetensi sosial. Ketiga kompetensi ini dikembangkan
dalam proses pembelajaran, oleh karena itu harus nampak dalam perangkat
pembelajaran, mulai dari rencana pembelajaran sampai evaluasi proses
pembelajaran.
2. Karakteristik materi pelajaran atau pokok bahasan
Setiap
materi pelajaran mempunyai sifat masing masing. . Materi IPA akan
berbeda dengan matematika. Matematika dengan sifat materinya yang
abstrak memerlukan perangkat pembelajaran yang mampu membuat lebih
kongkrit. Sedangkan materi IPA yang umumnya gejalanya dapat diindera ,
memerlukan perangkat pembelajaran yang membuat anak mampu mengungkap
gejala yang ada dan menganalisisnya menjadi suatu pengertian atau konsep
yang utuh. Perangkat pembelajaram dalam rangka kongkritisasi persoalan
maupun dalam rangka konseptualisasi fakta perlu di susun dengan
mempertimbangkan kaidah keilmuan masing-masing agar pengertian yang akan
di peroleh siswa tidak menyimpang dari kaidah keilmuan yang berlaku.
Dalam rangka lesson study hendaknya guru mampu memilih dan
mengorganisasi materi pelajaran dan
mengemasnya
sebagai bahan ajar sebagai salah satu perangkat pembelajaran. Dalam hal
ini guru hendaknya tahu persis konsep esensial materi tersebut agar
tidak mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran.
Subyek
didik dalam proses pembelajaran pada hakekatnya adalah pribadi yang
kompleks yang berbeda antara satu dengan lainnya.. Walaupun mereka ada
dalam kelas yang sama namun kenyataannya dalam banyak hal mereka
berbeda.. Variabel subyek didik yang perlu di pertimbangkan dalam
menyusun perangkat pembelajaran adalah ; (1) tingkat perkembangan
kognitifnya, (2) langgam belajarnya , (3) lingkungan sosial budayanya.,
(4) keterampilan motoriknya. dan lain-lain. Tidak jarang perangkat
pembelajaran yang kita buat tidak dapat dipergunakan secara optimal
karena kita mengabaikan karakteristik subyek didik. Dalam pembelajaran
untuk lesson study perubahan perilaku siswa ini menjadi fokus perhatian.
Seorang guru model dalam proses refleksi sesudah pembelajaran akan
menguraikan/menyampaikan tentang semua kondisi yang
dia
ciptakan untuk membelajarkan siswa., sesuai dengan program pengembangan
yang di rencanakan. Hal ini sangat penting karena refleksi para
observer
tidak di tujukan kepada performance guru, tetapi tertuju pada cara guru
mengelola kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar siswa..
4. Pemilihan model pembelajaran .
Setiap
model pembelajaran yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran
mencerminkan urutan pembelajaran yang terjadi . Urutan pembelajaran
model deduktif misalnya akan berbeda dengan urutan pembelajaran model
induktif. Demikian juga dengan model- model pembelajaran yang lain.
Pilihan model pembelajaran ini akan mewarnai penyusunan perangkat
pembelajaran , terutama dalam penyusunan skenario pembelajaran dan
penyusunan lembar kegiatan siswa. Dalam pelaksanaan lesson study
penetapan model pembelajaran, terutama yang inovatif diharapkan mampu
mengubah paradigma pembelajaran dari pola pembelajaran yang terpusat
pada guru menjadi pola pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan
murid, baik dalam mengekplorasi gejala, memecahkan masalah maupun dalam
proses pembangunan konsep, ecara kooperatif di dalam kelompok, maupun
secara individu..
5. Karakteristik lingkungan sekitar sekolah .
Lingkungan
sekolah sebenarnya sangat potensial sebagai sumber belajar. Banyak hal
yang dapat dipelajari siswa dari lingkungannya, baik masalah
matematika
maupun masalah IPA. Kemampuan anak mengekplorasi lingkungan merupakan
bekal penting untuk dapat memecahkan masalah yang timbul di masyarakat ,
terutama jika kita memilih Contextstual Teaching Learning ( CTL)
sebagai model pembelajaran. Pengembangan kecakapan hidup bagi siswa SMP
dapat dimulai dari lingkungan sekolah.. Perangkat pembelajaran yang
memungkinkan anak belajar di luar kelas mempunyai karakteristik yang
agak berbeda dengan perangkat pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses
pembelajaran di luar kelas siswa lebih leluasa mengekpresikan dirinya ,
sehinggaperangkat evaluasi pembelajaran terutama evaluasi afektif lebih
mudah untuk diimplementasikan. .
6. Alokasi Waktu
Bagaimanapun
waktu merupakan faktor pembatas utama dalam proses pembelajaran, baik
bagi proses pembelajaran regular maupun proses
pembelajaran dalam rangka lesson study.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar